selamat membaca
Pluto, yang kini tidak dianggap sebagai planet lagi di tata surya kita, diyakini memiliki lautan di lapisan bawah permukaan esnya. Pasalnya, panas radioaktif memiliki kemungkinan telah memanaskan inti dari Pluto. Demikian menurut sebuah penelitian terbaru.
Meski suhu permukaannya sangat dingin, akan tetapi planet kecil tersebut cukup hangat untuk memiliki lautan di bawah permukaannya. Menurut sebuah peragaan yang ditujukan untuk mengukur tingkat panas radioaktif yang bisa memanaskan inti dari Pluto. Demikian dikutip dari National Geographic, Senin (20/12/2010).
"Lautan tersebut diperkirakan seluas 100 sampai 170 kilometer, yang ditutupi oleh lapisan es setebal 200 kilometer," ujar Guilaume Robuchon, ilmuwan dari University of California, Santa Cruz.
Apabila ini benar, berarti Pluto akan bergabung dengan Titan dan Enceladus, planet satelit milik Saturnus yang dipercaya memiliki sumber air.
Meskipun permukaan planet Pluto bersuhu sekitar -230 derajat celsius, namun air di bawah permukaannya mungkin tidak akan ikut membeku, menurut sebuah peragaan yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut.
"Es adalah materi perekat yang baik," ujar Francis Nimmo dari University of California, yang juga rekan dari Robuchon.
Robuchon menambahkan, model peragaannya menunjukkan, bahwa bagian dalam Pluto bisa mengandung air, asalkan inti dari Pluto mengandung setidaknya ratusan bagian per miliar kadar radioaktif potassium. Lalu, batuan di Pluto juga harus bertumpuk di inti yang berbatu, dengan air dan permukaan yang dilapisi oleh es.
Pada 24 Agustus 2006, status Pluto dirubah, dari yang tadinya 'planet' menjadi 'planet kerdil'. Lalu pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yakni 134340.
Meski suhu permukaannya sangat dingin, akan tetapi planet kecil tersebut cukup hangat untuk memiliki lautan di bawah permukaannya. Menurut sebuah peragaan yang ditujukan untuk mengukur tingkat panas radioaktif yang bisa memanaskan inti dari Pluto. Demikian dikutip dari National Geographic, Senin (20/12/2010).
"Lautan tersebut diperkirakan seluas 100 sampai 170 kilometer, yang ditutupi oleh lapisan es setebal 200 kilometer," ujar Guilaume Robuchon, ilmuwan dari University of California, Santa Cruz.
Apabila ini benar, berarti Pluto akan bergabung dengan Titan dan Enceladus, planet satelit milik Saturnus yang dipercaya memiliki sumber air.
Meskipun permukaan planet Pluto bersuhu sekitar -230 derajat celsius, namun air di bawah permukaannya mungkin tidak akan ikut membeku, menurut sebuah peragaan yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut.
"Es adalah materi perekat yang baik," ujar Francis Nimmo dari University of California, yang juga rekan dari Robuchon.
Robuchon menambahkan, model peragaannya menunjukkan, bahwa bagian dalam Pluto bisa mengandung air, asalkan inti dari Pluto mengandung setidaknya ratusan bagian per miliar kadar radioaktif potassium. Lalu, batuan di Pluto juga harus bertumpuk di inti yang berbatu, dengan air dan permukaan yang dilapisi oleh es.
Pada 24 Agustus 2006, status Pluto dirubah, dari yang tadinya 'planet' menjadi 'planet kerdil'. Lalu pada 7 September 2006, nama Pluto diganti dengan nomor saja, yakni 134340.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Please Comment After Read My Post